6 Adab Didalam Berziarah Sesuai Dengan Syariat Islam
Assalamualaikum sahabat kabar
islam. Smoga kalian selalu didalam lindungan Alloh SWT diberikan kesehatan dan
rezeki yang berlimpah. Pernahkah kalian ziarah kubur? Sudah taukah adab ketika
berkunjung saat ziarah kubur. Nah kali ini admin akan memberikan sedikit
mengenai adab didalam berziarah menurut Islam. Yuks disimak dibawah ini.
Dalam islam, hukum ziarah kubur
sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw adalah sesuatu yang
diperbolehkan. Untuk itu, ziarah kubur menjadi suatu hal yang berhukum mubah,
tidak diwajibkan atau tidak juga menjadi suatu hal yang haram untuk dilakukan.
Melakukannya bisa mendapatkan hikmah dan bernilai. Namun, waktu pelaksanaannya
tentu diserahkan kepada masing-masing orang yang akan melakukan.
Pelaksanaan waktu ziarah kubur
pun juga tidak ditentukan langsung oleh hukum islam. Pelaksanaan ziarah kubur
bergantung kepada masing-masing orang dan tentunya sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan ziarah kubur tidak hanya pada waktu idul fitri atau saat menjelang
ramadhan saja. Hal ini tidak ada hadist atau ayat quran yang menjelaskan soal
waktu.
Melakukan ziarah kubur tidak sama
dengan seperti ibadah shalat atau puasa yang sudah ditentukan waktu-nya. Ziarah
kubur bisa dilakukan kapanpun asal tidak menghalangi ibadah wajib lainnya.
Untuk ziarah kubur dalam islam,
tentunya diperbolehkan asalkan dengan catatan bahwa aktivitas ziarah kubur
semata-mata untuk tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah
SWT. Manfaat beriman kepada Allah SWT
dan manfaat tawakal tidak bisa digantikan dengan apapun yang ada di
dunia ini. Untuk itu kesyirikan akan menghapus segala nikmat yang paling
tertinggi tersebut. Fungsi iman kepada Allah SWT tentu sangat banyak sekali
ketimbang syirik, dosa yang tak terampuni.
Ziarah kubur tidak boleh
sedikitpun apa bila akan menjerumuskan umat islam kepada praktik kesyirikan.
Karena syirik dalam islam adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah Swt
dan merupakan dosa besar yang tidak akan terampuni sebelum manusia melakukan
taubatan nasuha, mulai dari melakukan shalat taubat dan dengan pelaksanaan cara
taubat nasuha yang benar sesuai islam.
Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam Al-Qur'an, Allah Swt berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ
الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia” (QS Al Ikhlas : 1-4)
Adab-adab Ziarah Kubur Dalam Islam
Ziarah kubur adalah amalan yang
sangat bermanfaat baik bagi yang berziarah maupun yang diziarahi. Bagi orang
yang berziarah, maka ziarah kubur dapat mengingatkan kepada kematian,
melembutkan hati, membuat air mata menetes, mengambil pelajaran, dan membuat
zuhud terhadap dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dahulu aku melarang kalian untuk
berziarah kubur, sekarang berziarahlah karena ziarah dapat melembutkan hati,
membuat air mata menetes, dan mengingatkan akhirat. Dan janganlah kalian
mengucapkan al hujr”
Selain itu, ziarah kubur juga
bermanfaat bagi mayit yang diziarahi karena orang yang berziarah diperintahkan
untuk mengucapkan salam kepada mayit, mendo’akannya, dan memohonkan ampun
untuknya. Tetapi, ini khusus untuk orang yang meninggal di atas Islam.
1. Memahami Tujuan Utama Berziarah Kubur
Ziarah kubur bertujuan untuk
dapat mengambil pelajaran dan mengingat kematian. Tujuan utama ini harus
senantiasa dipahami dan diingat oleh muslim yang hendak berziarah. Perlu
diingat agar tidak terjerumus kepada tujuan-tujuan lain yang bisa menyesatkan
ibadah atau melenceng dari keimanan terhadap Allah SWT.
Dari Imam Ash Shan’ani
rahimahullah : “Semua hadits di atas menunjukkan akan disyari’atkannya ziarah
kubur dan menjelaskan hikmah dari ziarah kubur, yakni untuk mengambil pelajaran
seperti di dalam hadits Ibnu Mas’ud : “Karena di dalam ziarah terdapat
pelajaran dan peringatan terhadap akhirat dan membuat zuhud terhadap dunia”.
Untuk itu, ritual berziarah kubur
sejatinya membuat diri kita senantiasa mengingat bahwa terbatasnya hidup
manusia dan kembalinya ke kubur tidak akan pernah membawa harta ataupun apa
yang dimiliki di dunia. Semuanya akan kembali sebagaimana terlahir tidak
membawa apa-pun. Jasad terurai dan ruh akan dimintai pertanggungjawaban kelak
di akhirat. Segala amalan ibadah sudah tidak bisa dilakukan lagi, karena
habisnya waktu di dunia.
2. Mengucapkan Salam Ketika Masuk Area Pekuburan
“Dari Buraidah radhiyallahu
‘anhu, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan mereka (para
shahabat) jika mereka keluar menuju pekuburan agar mengucapkan : “Salam
keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) dan kaum mu’minin dan muslimin,
mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kita dan
orang-orang yang belakangan, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian, kami
memohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian,” (HR. Muslim no.
974).
3. Tidak Memakai Sendal Ketika Memasuki Pekuburan
Dari shahabat Basyir bin
Khashashiyah radhiyallahu ‘anhu : “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sedang berjalan, tiba-tiba beliau melihat seseorang sedang berjalan
diantara kuburan dengan memakai sandal. Lalu Rasulullah bersabda,
“Wahai pemakai sandal, celakalah
engkau! Lepaskan sandalmu!” Lalu orang tersebut melihat (orang yang
meneriakinya). Tatkala ia mengenali (kalau orang itu adalah) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia melepas kedua sandalnya dan melemparnya,”
(HR. Abu Dawud (2/72), An Nasa’I (1/288), Ibnu Majah (1/474), Ahmad (5/83), dan
selainnya. Al Hakim berkata : “Sanadnya shahih”. Hal ini disetujui oleh Adz
Dzahabi dan juga Al Hafizh di Fathul Baari (3/160). Lihat Ahkaamul Janaa-iz
hal. 173, Maktabah Al Ma’arif).
4. Tidak Duduk dan Menginjak Kuburan
Ketika memasuki kuburan
Rasulullah memerintahkan agar tidak duduk di atasnya atau menginjak kuburan.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist berikut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh
jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya
dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur”
5. Diperbolehkan Menangis Tetapi Tidak Boleh Meratap
Menangis yang wajar diperbolehkan
sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis ketika menziarahi kubur
ibu beliau sehingga membuat orang-orang disekitar beliau ikut menangis. Tetapi
jika sampai tingkat meratapi mayit, menangis dengan histeris, menampar pipi,
merobek kerah, maka hal ini diharamkan.
6. Mendoakan Mayit Saat Melakukan Ziarah Kubur
Saat melakukan ziarah kubur tentu
boleh kita mendoakan mayit atau orang yang sudah meninggal, agar diberi
kesalamatan dan juga diterima segala amal baik yang telah dilakukannya.
Terutama bagi seorang anak, doa untuk keluarga atau orang tua nya yang sudah
meninggal tentu menjadi sesuatu yang diharapkan. Doa anak shaleh adalah salah
satu doa yang akan dikabulkan oleh Allah, sebagai hasil didik orang tua yang
telah membesarkannya.
Hal ini berdasarkan hadits
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika beliau mengutus Barirah untuk membuntuti Nabi
yang pergi ke Baqi’ Al Gharqad. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berhenti di dekat Baqi’, lalu mengangkat tangan beliau untuk mendo’akan mereka.
Semoga dengan melakukan ziarah
kubur kita bisa lebih meningkatka iman dan selalu mengingat bahwa hidup ini
suatu saat akan berakhir, sama dengan mereka yang telah mendahului kita yang
sekarang sudah berada dalam kubur. Semoga bermanfaat dan bernilai ibadah disisi
Allah Swt. Wallahu'alam
Sumber : https://folderislamku.blogspot.com
Post a Comment for "6 Adab Didalam Berziarah Sesuai Dengan Syariat Islam"