Makan Dengan Secukupnya Dalam Islam
Assalamualaikum
sahabat kabar islami, gimana kabarnya ?? Semoga sehat ya dan selalu dilancarkan
rezekinya amiin. Oiya kali ini mimin dapet kutipan dari salah satu artikel yang
akan membahas tentang Makan Dengan Secukupnya.
Di zaman
post-modern sekarang ini, makan dan sajian makanan sudah menjadi hal yang
kompleks. Lebih-lebih di kota besar, ketika sebagian orang mencari sesuap nasi
sejak dini hari, sebagian yang lain justru baru pulang dari makan dan minum di
bar-bar atau kafe.
Tingkah manusia
dalam soal makan juga macam-macam. Kita sering mendengar sindiran, bahwa kalau
orang miskin masih bingung mesti makan 'apa' hari ini, maka orang kaya selalu
bingung makan 'di mana'. Adapun mereka yang teramat kaya (dan tidak punya moral
Pancasila) -- dan duitnya berlimpah dari kredit bermasalah, misalnya -- sudah
tidak memikirkan makan 'di mana', tapi lebih dari itu: makan 'siapa' hari ini.
Terlepas dari
kelakar tadi, Islam sendiri sebetulnya membolehkan kita makan apa saja, kecuali
yang jelas-jelas haram -- dan itu sangat sedikit macamnya. Meski begitu, dalam
soal makan ini Alquran menggarisbawahi: 'jangan berlebih-lebihan' dan semua
makanan harus tayyiban bagi tubuh kita.
Para ahli tafsir
mengartikan tayyiban sebagai yang memberi manfaat bagi tubuh, bergizi.
Kolesterol dalam daging sapi memang halal, tapi tidak tayyib bagi orang yang
mempunyai penyakit darah tinggi. Perintah makan -- yang di dalam Alquran
disebut sebanyak 187 kali dalam berbagai konteks dan arti -- selalu menekankan
salah satu dari dua hal itu, yakni makanan harus 'halalan' dan 'tayyiban'.
Mereka yang kaya
juga boleh makan 'apa' saja (bukan 'siapa' saja), sepanjang kekayaannya bukan
berasal dari sumber yang haram. Namun yang perlu diingat, sekaya apa pun kita,
toh kemampuan perut tetap sama dengan mereka yang miskin. Lambung orang yang
gemuk sekali pun cuma mampu menampung 18-3 piring nasi, atau 3-4 buah hamburger
plus satu gelas minuman soda.
Lebih dari itu,
namanya kelewatan. Dan itu sudah jadi haram, meskipun daging yang mereka makan
telah disembelih dengan membaca bismillah seratus kali. Itu sebabnya Islam
menganjurkan untuk selalu menenggang tetangga, fakir miskin, anak yatim, dan
mereka yang sulit dapat makanan -- sebelum memikirkan diri sendiri.
Itulah pesan
moral agama Islam. Itu sebabnya, kalau kita tidak mampu puasa Ramadhan
dan tidak pula mampu menggantinya dengan puasa di hari-hari lain, kita
diwajibkan untuk menggantinya dengan memberi makan kepada fakir miskin. Dan
haji kita juga tidak diterima, kalau masih ada tetangga kita yang kelaparan.
Post a Comment for "Makan Dengan Secukupnya Dalam Islam"